THINK ABOUT RELATIONSHIP!!!
- Kavinaap
- Jul 27, 2018
- 2 min read
Pagi semuanya...Apa kabar kalian hari ini??wah sudah lama banget ya aku gak pernah nulis - nulis kaya gini lagi.Setelah sekian banyak kerjaan yang mesti aku selesaikan belakangan ini, akhirnya sampailah saat dimana aku mulai merasakan bosan dengan rutinitasku sekarang inikarena gak melakukan apapun, So i decided to writing again!!!!
---Udah ya intronya hehe----
Ok, back to the topic above "Think about RELATIONSHIP"
Kali ini aku akan bahas mengenai RELATIONSHIP dalam persepsi aku pribadi ya, jadi kalo semisal ada readers yang pengalamannya tidak sesuai dengan apa yang aku tuliskan ini mohon bijak dalam menjadi pembaca ya guys, so that means we have different perspective to think about it.
Bagi aku RELATIONSHIP itu maknanya luas banget, bisa di inner circle atau outer circle kita. Inner Circle dalam hubungan itu maknanya adalah hubungan antara orang-orang terdekat kita, contonya adalah orang tua, teman dekat/pacar dan sahabat. Sedangkan Outer Circle adalah hubungan dengan orang-orang yang sama-sama mengenal kita, tapi hanya sebatas hubungan profesional kerja atau kepentingan tertentu.
Aku akan bahas tentang pengalamanku sendiri terkait Inner circle relationship.
Aku memang terlahir dari keluarga yang harmonis dan lengkap dengan mamah dan papah, tapi sejak papahku bekerja sebagai offshore engineer disalah satu perusahaan swasta di jakarta dengan rute pelayaran domestik maupun non domestik yang terikat dengan rooster time yang berubah-ubah yaitu kadang 5on-3off (yang artinya 5 bulan bekerja dan 3 bulan libur), membuat hubunganku dengan papah ada batasan. Batasan disini maknanya adalah aku hanya dekat dengan papah secara fisiologis tapi tak secara psikologis/hati.
Disaat anak-anak perempuan pada umurnya dekat dengan para ayah mereka dan menjadikan ayah mereka sebagai "teman curhat", aku tak bisa melakukan itu bahkan mau meminta tolong sesuatu saja terkadang aku ragu karna takut merepotkan. Tahun demi tahun mulai berjalan biasa saja, dimana aku memang selalu dekat dengan mamah dan punya kedekatan yang biasa saja dengan papah. Tapi perlahan-lahan aku mulai merasakan cemburu dengan salah satu temanku yang sangat dekat dengan ayahnya.
Tanpa disadari aku berpikir
"apa yang salah denganku ya?"
"kenapa aku kagok banget ya sama papahku sendiri?, mau minta tolong aja kagok"
"****a aja bisa deket banget sama ayahnya, masa aku gak bisa sih?"
"Ah habisnya papah suka ngatur-ngatur aku banget sih, semuanya harus semaunya dia,hmmmm"
dan sekian banyak pemikiran-pemikiran lainnya yang akhirnya muncul pikiran
"kayaknya aku harus mulai buat bisa dekat sama papah deh, pasti bisa"
Hampir setiap hari aku selalu berpikir bahwa selama ini aku sudah melupakan sosok papah sebenarnya yang harusnya bisa dekat dengan putri satu-satunya dalam artian bisa curhat masalah apapun baik soal pendidikan, percintaan dan yang lainnya. Aku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa meyakinkanku bahwa aku harus berubah, sampai akhirnya lambat laun aku mulai bisa cerita soal apapun kepada papah walaupun tak sebanyak yang aku bicarakan dengan mamah. Tapi aku percaya "perlahan tapi pasti".
Beberapa hal yang aku bisa pelajari dari pengalamanku diatas adalah bahwa pandangan kita terhadap relationship itu tergantung pada diri kita sendiri, jika bukan kamu yang ingin mengubah mindset untuk memperbaiki hubunganmu dengan siapapun itu, siapa lagi. Jangan pernah sungkan untuk meminta maaf walaupun bukan kamu yang melakukan kesalahan, karena maaf dan terima kasih bisa membuat orang yang dekat menjadi jauh atau jauh menjadi dekat seperti pengalamanku diatas. Jadi bagaimana hubunganmu dengan orang-orang yang kamu sayangi terutama orang tuamu? sudahkah kamu tanyakan kabar mereka hari ini???
#iniceritakumanaceritamu
Cheers, -K-
Comments